Wiwied akan berbagi perjalanan perancangan untuk Sayembara Rujak yang sudah dimulai dan diperkenalkan pada posting sebelumnya. Sebagaimana terlihat di TOR (Term of Reference) atau soal kerja untuk sayembara ini, kami berdua diminta untuk menyediakan fasilitas hunian untuk empat keluarga di pada lahan yang disediakan. Lahan itu memiliki kondisi sekitar dan existing yang mempengaruhi bentuk rancangan.
Dari kondisi yang tergambar dan potret yang ditampilkan dalam soal sayembara, maka kami berdua mencoba menganalisa secara umum kondisi lingkungan dan lahan perancangan itu sendiri. Kami melakukan analisa seperti arah mata angin, arah matahari, akses dari luar tapak atau dari jalan ke dalam tapak yang hendak dibangun.
Diskusi kali ini dimulai dengan menentukan konsep orientasi bangunan. Dimana bangunan itu merupakan bentuk yang tercipta dikarenakan oleh batas-batas lahan dan juga potensi kondisi sekitar seperti view, serta akses keluar-masuk lahan.
Dalam memutuskan konsep orientasi bangunan ini, kami melakukan proses yang disebut ZONING AREA (pengelompokan area fungsi dan kegiatan di atas lahan perancangan).
Sebagai usulan dari Bu Dhiah, kami mendapatkan dua alternatif blok massa. Yang masing-masing memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing.
Selanjutnya dalam diskusi ini, Wiwied dan Bu Dhiah berusaha memutuskan konsep perancangan yang bisa dijadikan pegangan dalam perancangan gubahan massa bangunan dan landscaping. Adapun konsep yang akan dikembangkan selanjutnya adalah :
- Expandable House : dimungkinkannya ruang-ruang tambahan yang fleksibel dalam pemanfaatannya. Bisa dijadikan sebagai ruang pasif dan ruang aktif sekaligus, sesuai dengan kebutuhan aktivitasnya.
- Urban Oase : adalah trend konsep yang tetap memegang kelestarian dan keharmonisan ekosistem hunian.
- Bike to work walk to school : dimana kehidupan yang diimajinasikan di Jakarta masa depan adalah yang berbudaya efisiensi energi dan ruang.
Wid, penjelasannya akurat kali. Ntar jadi referensi yah, untukku nulis ulasan dmelalui blogku. (^)_(^)
BalasHapus